Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Laman

Rabu, Januari 07, 2009

PENGHAMBAT KREATIVITAS ANAK


Rekan bloggers, Bunda_ASA mau share informasi dari e-mail yang Bunda_ASA terima tentang penghambat kreativitas anak. Sebuah informasi menarik dari seminar yang pernah Mizan adakan, materinya terutama tentang kreativitas. Sangat menarik karena kabarnya nih, masa depan itu milik orang kreatif...! begini ceritanya....


Cerita I :

Seorang anak berusia 5 tahun baru saja selesai menggambar beberapaekor anak ayam yang baru menetas. Dilihat dari hasil gambarnyajelas sekali anak tersebut mempunyai persepsi yang baik tentangbentuk, keseimbangan, proporsi, dan memilih warna yang tepat.

Kemudian anak tersebut berdiri dan mundur sedikit ke belakang,melihat dengan kening berkerut dan kembali mendekati gambar anakayam tadi untuk memperhatikannya lebih dalam. Setelah menatapnya sesaat, ia mengambil kembali kuasnya dan denganhati-hati digoreskannya kuas yang berlumuran cat biru ke sekelilingkertas sehingga membentuk pinggiran biru yang mengelilingi gambaranak ayam tersebut.

Dia hampir selesai mengerjakan hal ini ketikaseorang dewasa melihatnya dan berkata : "Oh sayang, jangan kaurusak gambar anak ayam yang bagus dan lucu itu dengan pinggiranwarna biru...."


Cerita II:

Seorang anak berusia 3 tahun sedang mengikuti lomba mewarnai disekolahnya. Dia memperhatikan gambar pohon di depannya dan setelah berpikir sesaat dia mengambil krayon warna merah dan siap mewarnai pohon tersebut. Saat itulah ibunya yang duduk di sampingnya dengan sigap berkomentar,"Pohon warnanya apa? Masak merah?"

Si ibu kemudian mengambil warna coklat dan memberikannya kepada anaknya,"Batangnya warna ini, terus nanti daunnya warna hijau ya...?!".

Setelah itu si ibu sibuk mengatur anaknya agar mewarnai dengan rapih, tidak keluar garis, dan mendiktekan warna apa saja yang boleh digunakan...........................
*****
Cukup familiarkah dengan cerita di atas? Pernahkah melakukannya ke anak Anda? Hayoo, pernah ya....? :-)

Pernahkan berpikir: "Apakah yang kita lakukan selama ini kepada anak-anak kita sudah meningkatkan kreativitasnya? Atau bahkan menumpulkannya?


Kreativitas adalah suatu istilah yang sukar untuk didefinisikan. Dibawah ini beberapa definisinya: "Kreativitas adalah suatu kemampuan untuk merespon secara emosionaldan intelektual terhadap pengalaman-pengalaman panca indera"(Brierly, 1987). "Kreativitas adalah sebuah proses interaksi yang luar biasa antarapemikiran otak kiri dan otak kanan" (Wycoff). "Kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau konsep baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada.


Dari sudut pandang keilmuan, hasil dari pemikiran kreatif (kadang disebut pemikiran divergen) biasanya dianggap memiliki keaslian dan kepantasan. Sebagai alternatif, konsepsi sehari-hari dari kreativitas adalah tindakan membuat sesuatu yang baru" (http://id.wikipedia.org/wiki/Kreativitas).


Ada banyak definisi, tapi yang paling sederhana yang bisa kitapahami adalah...."Orang kreatif akan menemukan banyak cara untuk memecahkan masalahnya.


Dengan kreativitas yang cukup maka anak-anak kita akan memiliki daya tahan yang tangguh menghadapi masalah-masalah yang akan mereka hadapi di masa depan."Naah, sebetulnya kata Pak Marzollo an Lloyd, 1972... "Kreativitas pada dasarnya adalah suatu sikap yang dengan mudah muncul pada anak-anak, tetapi harus dipertahankan dan diperkuat agar tidak menjadi korban dalam dunia kita yang terlalu logis." Jadi sebetulnya fitrah anak kita adalah kreatif, kitalah orangtuanya (dan orang dewasa di sekitar mereka), yang biasa menumpulkannya....


Wahh....Ada banyak hal yang dapat menghambat kreativitas anak, banyak sekali. Kita bahas yang berkaitan dengan ilustrasi cerita di atas saja ya.....


Berseni rupa atau khususnya menggambar, adalah hal yang membuka kemungkinan anak-anak untuk mencurahkan isi hati mereka. Nah, proses kreatif ini sering sekali diganggu oleh orang tua berupa :

  • Terlalu kritis dalam menilai hasil karyanya. Kita sering memaksakan pemikiran logis kita sehingga membuat anak ragu-ragu untuk berkarya. Mendiktekan bahwa daun harus hijau misalnya.

  • Terlalu detil memberikan contoh kepada anak. Anak akan turun rasa percaya dirinya karena tidak mungkin toh mengikuti coretan kita yang keterampilan motoriknya sudah lebih tinggi.

  • Terlalu cepat menilai/mengritik sebelum hasil karyanya selesai. Akan mengurangi semangatnya dalam berkarya.

  • Terlalu menekankan kebersihan dan keteraturan, sehingga imajinasinya terhambat.

  • dan banyaaak lagi......

Sayangnya, hal inipun sering dilakukan oleh para pendidik anak-anakkita di sekolahnya, padahal..... "Pengalaman-pengalaman awal anak balita di kelompok bermain dan TK berdampak besar terhadap masa depannya. Pengalaman-pengalaman ini jauh lebih penting dalam membangun masa depannya dari pada pilihan perguruan tinggi di kemudian hari" (Striker, 1986). Demikianlah uraian (sangat-sangat) singkat dari sebuah materi di seminar Mizan.


Semoga informasi ini bermanfaat. Selamat jadi keluarga kreatif...!NB: Psst, kata Picasso... "Khazanah pengetahuan yang tersimpan dalam benak seorang anak akan sangat mewarnai kreativitas yang ditampilkannya. Makin banyak pengetahuan yang terekam, makin kuat pula dasar yang dimilikinya untuk membangun kreativitas."


**Sumber: e-mail dari Fitra Sukrita (http://www.bukuspesial.com/)

0 comments:

Posting Komentar

mau komentar atau just say hello...yok tulis aja :)